Senin, 20 April 2009

PEMERIKSAAN MATA


!. ANAMNESA

Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :
1. Keluhan Utama
2. Rwy penyakit sekarang
3. Rwy penyakit dahulu yang berhubungnan dengan penyakit sekarang
4. Rwy pemakaian obat2an
5. Rwy penyakit keluarga

Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Kelainan penglihatan
2. Kelainan penampilan mata
3. Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair, mengganjal)

 Kelainan Penglihatan
a. Penurunan tajam penglihatan
b. Aberasi penglihatan
 bayangan hallo, pada glukoma gjl prodromal
 kilatan cahaya, gangguan badan kaca dan glukoma.
 floater, gangguan badan kaca.
 Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau perbedaan refraksi kedua mata yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler

 Kelainan Penampilan
Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis, bola mata menonjol, pertumbuhan tidak normal.

 Kelainan Sensasi
a. Sakit
b. Mata Lelah
c. Iritasi Mata

*Dengan melihat kelainan mata, kita dapat menentukkan suatu penyakit, sebagai contoh :
Subkonjungtiva bleeding  batuk rejan anak2
Ptosis  sayup kelopaknya
Bola mata kecil/besar  Gangguan pertumbuhan
*Silnder sakit sekitar bola mata karena refraksi N. III. Rasa sakit mengkibatkan N V1 teransang  Batang otak  mengenai N X dan XI,  Mual dan muntah.
* Gangguan sumbu optik  Penurunan tajam penglihatan.


II. PEMERIKSAAN FISIK MATA
A. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (VISUS)
 Media refraksi adalah media dalam mata yang mempengerahui atau merubah arah sinar yangmasuk ke dalam mata, yaitu kornea dan lensa.
 Media optik adalah media yang dilalui oleh sinar dari luar untuk sampai ke retina, yaitu kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, dan badan kaca.
 Jarak pemeriksaan antara pasien dengan kartu Snellen pada refraksi adalah refraksi : 6 M, 5 M, dan 3 M (memakai kaca pantul )
* Media refraksi termasuk media optik, akan tetapi tidak semua media,
Alat2 yang dibutuhkan untuk refraksi adalah :
a. Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Alphabet, dan gambar binatang. Ada 3 jenis :
- Kertas
- Elektrik
- Proyektor
b. Lensa coba (Trial Lens Set)
c. Gagang coba Trial (Frame)
Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa membaca kartu Snellen maka dilakukan dengan :
a. hitung jari
b. goyangan tangan
c. Cahaya gelap / terang

B. Pemeriksaan fisik mata
Meliputi :
B.1. Pemeriksaan Segmen Anterior
a. Palpebra (kelopak mata)
b. Konjungtiva (selaput lendir mata)
c. Kornea (selaput bening mata)
d. Bilik mata depan
e. Iris dan pupil
f. lensa mata.

B.2 Pemeriksaan segmen posterior
Menggunakan Oftalmoskop (pemeriksa menggunakan mata kanan, sedangkan yang diperiksa juga mata kanan)
Badan kaca dan retina

Cara Penilaiaan Pada Pemeriksaan Mata
A. Penilaian tajam penglihatan
Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan kemampuan jarak baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan kemampuan jarak baca orang normal
Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, sedangkan pafa orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60.
Jika LP + berarti bisa membedakan gelap terang dan sebaliknya
B. Penilaian Pemeriksaan segmen Anterior
1) Palpelbra  Penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas (pinggir kornea) selebar 1 – 2 mm.
2) Konjungtiva  Normanya tidak berwarna dan tranparan
3) Kornea  Normanya bening
4) Bilik mata depan (BMD) mata  Normalnya mata cukup dalam dan jernih.
5) Iris dan pupil  Normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan letaknya simetris di tengah. Lebar pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara :
LANGSUNG  Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinari
TIDAK LANGSUNG  Disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. Pada orang buta tanpa kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung +
6) Lensa mata
Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi Luksasio atau Subluksasio lensa.

C. Penilaian segmen posterior mata
Untuk melihat segmen posterior mata bisa memakai alat yang disebut Oftalmoskop langsung (direct) atau tak langsung (indirect)

Pemeriksaan tambahan mata adalah
1) Tekanan bola mata (tonometri)
- Digital (dengan jari)
- Shiotz
- Aplanasi (dgn fluorescen)
- Non kontak tonometri
2) Pemeriksaan lensa mata dalam keadaan pupil lebar
3) Pemeriksaan fundius refleks.

Pemeriksaan Mata Khusus
1. Tekanan Bola Mata, ada 3 cara :
Tonometer Schiotz
Tonometer Aplanasi
Pemeriksaan secara digital dengan jari tangan

2. Pemeriksaan “Slit Lamp”
Dengan alat ini kita dapa t mengetahui segmen anterior dan segmen posterior mata secara detail. Mutlak harus dimiliki seorang spesialis mata

3. Pergerakkan Bola mata
Ada 6 gerakan kardinal bola mata, yaitu medial – lateral, medial atas – bawah, lateral atas – bawah . Pada mata palsu, biasanya < dari gerakan 4 mata.

4. Luas lapang pandang
Diperiksa dengan 3 cara :
- Goldman perimetri
- Layar Tangen Screen.
- Tes Konfrontasi, dengan menggunakan tangan pemeriksa dan tekhnik paling mudah.

5. Pemeriksaan Penonjolan Bola Mata
Alatnya adalah Hertel Ophtalmometri

6. Pemulasan Fluorescen
Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat menyerap fluorescen. Caranya tetes irigasi pada mata, penilaian :
+ warna hijau (kerusakan epitel kornea)
Indikasi tes fluorescen :
a. Adanya gejala trias (fotofobi, lakrimasi, dan blefarospasme).
b. Riwayat trauma mata
c. Mata merah
d. Ada kekeruhan kornea.

7. Oftalmoskop Tak Langsung (Indirect)
Dengan menggunaka kaca pantul dimana bagian retina akan terlihat lebih kecil dan terbalik

8. Kisi – Kisi Amsler
Menguji fungsi Makula
9. Tes Penglihatan warna
Penglihatan warna normal membutuhkan fungsi makula dan N. Optikus yang normal. Tekhnik yang paling umum dipakai adalah memakai buku “ISHIHARA”.

10. Pemeriksaan Kelengkungan Kornea
 Keratometer (manual atau computerized) adalah alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea dalam dua meridian yang terpisah 90 derajat. Digunakan untuk lensa kontak atau operasi kornea dengan laser.
 Jika kornea tidak bulat sempurna, maka kedua radius tersebut akan berbeda yang disebut Astigmatisme (juga bisa dilihat dengan alat yang disebut Placido)

11. Goniskopi  Menentukan kedalaman sudut bilik depan. Pemeriksaan ini rutin dilakukan pada penyakit glaukoma.

12. Foto Fundus dan Fluorescen Fundus Angiopgrafi (FFA).
Merekam rincian fundus okuli bagi kepentingan studi dan perbandingan dikemudian hari. Jika terjadi kebocoran pembuluh darah  kembalinya bahan flurescen akan terlambat pada tes ini.

Pemeriksaan khusus lainnya :
1. Elektroretinogram (ERG)
2. Tes Schirmer  kekeringan bola mata
3. Ultrasonografi (USG)  ablasio retina, gangguan badan kaca, bengkak bola mata.
4. Oftalmodinamometri
Menghasilkan perkiraan tekanan relatif dalam arteri sentralis retina. Hal ini berguna untuk evaluasi neurologik pada pasien yang mengeluh “kebutaan” (amaurosis fugak) pada satu mata.
5. CT Scan dan MRI
Pemeriksaan khusus dimana kelainan mata juga disebabkan kelainan ditempat lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar